Rabu, 26 Mei 2010

MELACAK KELUARGA RAWAN MELALUI KEDOKTERAN KELUARGA BERBASIS DASAWISMA PUSKESMAS MONGOLATO

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa usaha pengendalian penyebaran sebuah penyakit/wabah  berawal dari keluarga. Sulitnya akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan membuat usaha ini sering kali tidak berhasil.  Berdasarkan pemikiran inilah maka didaerah  Kabupaten Gorontalo dilaksanakan program Kedokteran Keluarga Berbasis Dasawisma. Program ini dicanangkan oleh bupati Gorontalo pada tahun 2008. Melalui Keputusan Bupati No. 280a tahun 2008. Konsep dasar dari penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Berbasis Dasawisma ini adalah Kepmenkes no. 279 tahun 2006 tentang Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
Salah satu puskesmas yang telah berhasil melaksanakan program Kedokteran Keluarga Berbasis Dasawisma adalah puskesmas Mongolato. Puskesmas Mongolato terletak di desa Mongolato, kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Di puskesmas  yang di kepalai oleh seorang dokter senior Dr. H. Erna Lasabuda ini, tim Kedokteran Keluarga Berbasis Dasawisma (KKBD) dibagi menjadi 4 tim, yang masing anggotanya adalah 1 orang dokter/dokter gigi, 1 orang perawat, 1 orang sanitarian, 1 orang tenaga gizi dan1 orang bidan desa. Selain dari unsur-unsur tenaga kesehatan tersebut, program ini melibatkan unsur PKK.  Jadi, tim yang telah dibentuk secara terpadu memberikan pelayanan secara komprehensif dan berkesinambungan kepada masyarakat.
Tujuan utama dari dilaksanakannya program ini sebenarnya adalah melacak secara dini adanya keluarga rawan dalam masyarakat. Keluarga rawan yang dimaksud disini adalah rawan dalam seluruh aspek, baik itu penyakit kronis,  balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, lansia resiko tinggi ataupun masalah sanitasi lingkungan.
Di Puskesmas Mongolato, program ini  dititikberatkan pada 3 desa yang dianggap paling banyak memiliki keluarga rawan. Yakni desa Pilohayanga, Pilohayanga Barat dan Dulohupa. Setiap bulan koordintor tim Dr. Imelda Mohamad menjadwalkan dasawisma-dasawisma yang akan dikunjungi. Akan dipilih dasawisma yang dianggap mempunyai masalah sesuai survey yang telah dilakukan sebelumnya oleh kader kesehatan di desa tersebut.
Kunjungan ke dasawisma biasanya dilakukan pada sore hari. Pemilihan waktu sore hari ini bukan tanpa alasan, waktu sore biasanya seluruh anggota keluarga telah berkumpul di rumah, jadi akan lebih mudah untuk menemukan adanya individu yang bermasalah.  Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada saat mengunjungi dasawisma adalah mengutamakan upaya preventif dan promotif tanpa menyampingkan kuratif dan rehabilitatif. Upaya tersebut meliputi :

1. Pelayanan konsultasi medis
Dilakukan oleh dokter keluarga terhadap inividu/keluarga yang memerlukan informasi tentang kesehatannya.
Selaku salah satu dari tim dokter kami sering mendapat pertanyaan-pertanyaan dari anggota dasawisma yang kami kunjungi. Pertanyaan mereka biasanya seputar anak balita yang malas makan, mengenai keluhan kesehatan seperti “saya sering sakit kepala dok, apakah pasti saya sakit darah tinggi?”, atau “makanan yang bagus agar saya tidak sakit gula apa ya dok?”
Disinilah peran dokter dalam tim KKBD untuk memberikan informasi kesehatan.

2. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien
Kadang kala pada saat megunjungi satu keluarga kami menemukan ada anggota keluarga yang sedang sakit. Salah satu contoh bulan April 2010 tim Dr. Ashari Makmur mengunjungi dasawisma 4 desa Pilohayanga dan menemukan seorang individu yang menderita luka di kaki kanannya dialami sejak 1 bulan yang lalu tetapi tidak kunjung sembuh. Dari anamnesis yang dilakukan ternyata individu ini menderita DM. Pengobatan segera dilakukan ditempat. Tenaga gizi yang ikut dalam tim segera memberikan petunjuk kepada individu tersebut tentang bagaimana cara mengatur diet yang baik bagi penderita DM.

3. Pelayanan KB dan Imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, bayi dan balita.
Pelayanan KB bila ditemukan PUS yang memerlukan pelayanan KB demikian pula bila ada bayi yang belum diimunisasi diberikan imunisasi. Disamping itu pelayanan kedokteran keluarga ini sangat membantu dalam penemuan ibu hamil, bayi dan balita beresiko tinggi.

4. Pelayanan gizi
Dilakukan oleh tenaga gizi dalam anggota tim. Sangat bermanfaat untuk mendeteksi status gizi balita sebelum masuk dalam kategori gizi buruk.

Keluarga rawan yang ditemukan pada saat kunjungan dasawisma tersebut kemudian dicatat dalam format-format yang telah disiapkan. Dan data ini kemudian akan dilaporkan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten.
Tindak lanjut dari intervensi yang telah dilakukan pada keluarga rawan ini akan di follow up dan dievaluasi pada tiga bulan berikutnya. Apakah ada perubahan pada pola tingkah laku individu yang bermasalah atau perlu dilakukan intervensi lebih lanjut.
Sejauh ini program Kedokteran Keluarga Berbasis Dasawisma di Puskesmas Mongolato sangat dirasakan manfaatnya. Banyak individu-individu yang menderita penyakit kronis seperti TB paru dapat dideteksi secara dini dan sekarang dalam perawatan puskesmas mendapatkan OAT.
Selain itu, dalam masalah sanitasi lingkungan, ditemukan ada beberapa fasilitas MCK yang digunakan oleh warga telah rusak dan tidak memenuhi syarat sanitasi lagi. Tim KKBD memberikan stimulus, memancing swadaya masyarakat agar mereka tidak hanya diam menunggu bantuan dari pemerintah.  Dan alhamdulillah usaha ini berhasil, beberapa Kepala Keluarga (KK) dipelopori oleh tim KKBD melakanakan swadaya bersama-sama memperbaiki MCK yang ada. “Sambil menunggu bantuan dari pemerintah, sedikit demi sedikit, toh ini untuk kami juga” kata salah seorang warga.

(Dr. Imelda Mohamad – Puskesmas Mongolato)