Sabtu, 30 Januari 2010
Bakso Ayam Giling Isi Keju
60 gram bihun kering, seduh air panas, tiriskan
150 gram daging ayam giling
1 butir telur ayam
30 gram tepung terigu
2 sdm bawang Bombay cincang
1 sdt bawang putih cincang sedikit merica bubuk
Sedikit garam
25 gram keju parut
500 ml air
1 btg seledri
50 gram sawi hijau
1 sdm bawang goreng
Cara membuat :
cincang bihun yang telah diseduh, kemudian campur dengan daging ayam. Giling telur, tepung terigu dan semua bumbu.
Bagi adinan menjadi 15 buah, masing-masing diisi dungan keju parut, ali bentuk bulat dengan kaju ditengahnya, sisihkan.
didihkan air, masukkan bakso, masak hingga matang dan terapung, angkat.
Kandungan gizi /porsi :
Energi = 141 kalori
Mimisan
Mimisan (atau yang dalam bahasa kedokterannya disebut epistaksis) tidak memiliki sebab yang mudah diidentifikasi. Pada anak mimisan biasanya ddisebabkan kebiasaan mengorek hidung, memasukkan sesuatu ke dalam hidung, dan demam. Sedangkan pada orang dewasa mimisan biasanya disebabkan oleh penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tips menghindari mimisan :
1. Hindari melakukan perangsangan di daerah hidung.
2. Jika mimisan disebabkan hipertensi, maka tekanan darah harus terkontrol.
Mengatasi mimisan di rumah :
1. Penderita harus didudukkan dalam posisi sedikit membungkuk
2. Gunakan ibu jari dan tekunjuk untuk menjepit hidung selama 10 menit.
3. Usahakan untuk tidak bernapas lewat hidung
4. Jika perdarahan tidak kunjung berhenti, segera bawa kr dokter.
(sumber Dokter Kita)
Jumat, 29 Januari 2010
Darah Perawan
Deg-degan saat menjelang pernikahan, lebih tepatnya deg-degan saat menjelang saat malam pertama. Hal yang pasti dirasakan hampir semua wanita, terutama yang ada di belahan bumi Indonesia ini. Gimana ga deg-degan, sang calon suami masih memegang paham yang dianut secara turun temurun oleh keluarganya yaitu pada malam pertama, setelah berhubungan seks pertama kali, sang istri HARUS mengeluarkan darah, yang istilahnya darah perawan.
Sang wanita sebagai calon istri tentu saja gundah. Bagaimana kalau setelah melakukan hubungan seks pertama kali dan tidak mengeluarkan darah? Padahal sang wanita ini sama sekali tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki manapun. Jangankan melakukan hubungan seks, wong ciuman atau pegangan tangan aja dia ga pernah kok. Apakah suaminya tidak akan percaya kalau ia masih perawan? Apakah sang suami akan langsung menceraikan dia?
Lebih parahnya, ada beberapa wilayah di belahan bumi Indonesia ini yang mengharuskan seorang suami untuk menampung darah yang keluar dari selaput dara istrinya pada saat malam pertama pada sehelai kain putih. Dan kain tersebut akan diperlihatkan ke seluruh anggota keluarganya pada keesokan harinya. Gila ga tuh??
Mitos berdarah pada saat malam pertama berarti masih perawan ternyata salah besar. Berikut ini adalah penjelasannya.
Selaput dara itu unik, karena memiliki bentuk berbeda-beda. Ada perempuan yang selaput daranya berbentuk anular, bersepta-septa, ataupun berlubang-lubang. Terjadinya perdarahan pada bentuk terakhir biasanya sedikit. Nah, bentuk itulah yang biasanya mengeluarkan darah saat melakukan hubungan seks pertama kali. Untuk yang bentuknya bersepta-septa belum tentu bisa berdarah. Begitu pula bila seorang perempuan memiliki bentuk selapu anular yang maka kemungkinan besar tidak akan mengalami perdarahan sam sekali pada saat berhubungan seks pertama kali. Ada pula perempuan yang selaput daranya tidak meiliki lubang sama sekali atau disebut juga imperforate hymen. Dengan memahami jenis selaput dara, diharapkan mitos seputar “darah perawan” dan selaput dara bisa hilang.
Naaaah, gimana tuh laki-laki Indonesia? Moga-moga aja setelah membaca tulisan ini udah ga ada lagi laki-laki Indonesia yang menceraikan istrinya hanya gara-gara tidak mengeluarkan darah saat malam pertama.
Kamis, 28 Januari 2010
Kolesterol??? Siapa takut...????
Nah agar kita tetep bisa menikmati makanan tanpa dihantui oleh rasa takut akan kolesterol, ni beberapa daftar bahan makanan yang kadar kolesterolnya 0 (nol), semoga bermanfaat ya ^^
serbuk, dengan susu bubuk non-fat, 1 ons
serbuk, tanpa susu bubuk non-fat
- Coconut cream or milk : krim kelapa alias santan segar atw siawetkan
- Eggplant : terong
- Field peas : kacang polong
- Onion : bawang
- Orange : jeruk
- Orange juice : air jeruk
- Orange-grape fruit juice : jus jeruk anggur
- Papawn: pepaya
- Parsnips : wortel segar
- Peanut : kacang tanah (semua jenis, mentah, dikeringkan/panggang
- Pecans : kemiri
- Pepper : merica
Selasa, 26 Januari 2010
RABIES
Kebanyakan manusia yang terinfeksi rabies, ditularkan melalui gigitan anjing dan kucing yang terinfeksi, spesies karnivora ganas seperti serigala, rubah dan kelelawar. Lembu, kuda dan herbivore lainnya dapat terinfeksi rabies dan walaupun mereka dapat menularkan virus ke hewan dan manusia, namun ha ini jarang terjadi.
Rabies dapat ditemukan di Amerika Serikat kecuali Hawaii dan beberapa Negara lainnya di dunia termasuk Canada dan Mexico. Penyakit ini kadang tidak terdapat disuatu daerah yng luas selama beberapa tahun dan kemudian muncul secara tiba-tiba akibat penyebaran dari daerah lain.
Jumlah kematian di dunia yang disebabkan oleh rabies diperkirakan antara 40.000 dan dapat mencapai angka tertinggi sebanyak 70.000 orang pada Negara dengan populasi yang padat seperti pada Afrika dan Asia dimana rabies endemic. Sekitar 10 juta orang yang telah terpapar dengan hewan yang suspek rabies telah menerima pengobatan.
ETIOLOGI
Rabies meruoakan penyakit infeksi pada binatang yang disebabkan oleh virus RNA yang berukuran 180 x 75 nm. Virus rabies berbentuk peluru, tidak bersegmen dan terdiri dari lilitan tunggal RNA. Virus terbuat dari nucleocapsid atau inti ribonucleoprotein yang dibentuk seperti helix. Lipoprotein yang menyelubungi inti dan dibatasi oleh matrix protein, Glikoprotein terdapat pada permukaan dan merupakan molekul reseptor utama pada virus. PH yang rendah (< 6,0) menyebabkan perubahan pada glikoprotein yang kontak dengan zat hidropobik yang masuk ke dalam luka dan dapat terjadi kerusakan membrane dari virus.
PATOFOSIOLOGI
Setelah dapat memasuki tubuh manusia di tempat gigitan, maka virus akan bereplikasi di tempat tersebut. Masa inkubasi antara 1 sampai 2 bulan, kadangkala berlangsung selama 1 tahun. Setelah itu ia akan memasuki akson-akson saraf yang mempersarafi daerah tersebut. Kemudian virus menyebar secara sentripetal ke susunan saraf pusat elalui saraf perifer. Dengan mengikuti akson plasma secara sentripetal maka akhirnya virus itu akan sampai di gangglion intervertebralis (pada gigitan wajah, virus itu akan sampai di ganglion gasseri). Dalam ganglion, virus itu akan terus mengalami replikasi lanjutan. Kemudian infeksi itu dapat meluas ke sel-se; ganglion di sekitarnya. Lalu virus tersebut terus melalui medula spinalis dan akhirnya sampai di otak.
Virus mencapai otak dan kemudian menginfeksi banyak struktur otak bagian bawah yang kemudian menyebar. Infeksi paling jelas terlihat pada daerah bagian bawah otak antara lain : sistem limbik, hipocampus, batang otak dan cerebellum. Manifestasi klinik penyakit ini sesuai dengan daerah yang terlibat. Keterlibatan sistem limbik akan menyebabkan enyimpangan perilaku seksual dan kehilangan mekanisme kontrol perilaku. Pada anjing misalnya, dapat kita lihat bahwa anjing yang mulau-mula jinak, lantas jadi galak dan menggigit tanpa provokasi apapun. Sebaliknya keterlibatan tubuh serta perubahan pada pola pernapasan yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.
Setelah terdapat banyak virus dalam otak, maka dengan melalui saraf-saraf, virus itu akan menuju ke perifer terutama ke sel-sel asinus pada kelenjar ludah dan kelenjar submaksilar yang menghasilkan eksresi ludah yang banyak mengandung virus. Virus juga dapat enyebar ke leher. Biopsi leher akan membantu dalam menegakkan diagnosis.
GAMBARAN KLINIK
Masa Prodormal
Pada masa ini virus memasuki susunan saraf pusat. Lamanya berkisar antara 2 – 10 hari. Pada masa ini tidak ada gejala dan tanda yang spesifik. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan berupa malaise, anoreksia, sakit kepala, demam, faringitis, nausea, emesis, diare, cemas, agitasi,insomnia dan depresi. Paraestesi atau nyeri pada daerah inklusi merupakan tanda patognomonis untuk rabies dan terjadi pada 50% kasus selama fase ini.
Masa Neurologi akut
Masa ini berlangsung selama 2 – 7 hari. Dikenal dua macam rabies, yaitu :
Furious Rabies
Pada masa ini pasien memperlihatkan gejala dan tanda berupa agitas, hiperaktivitas, kelelahan, memukul, menggigit,kebingungan atau berhalusinasi. Setelah beberapa hari, ini menjadi episodik dan diselingi dengan sikap yang tenang, koperatif. Episode furious berlangsung kurang dari 5 menit. Hal ini dapat dibangkitkan dengan spontan. Pada masa ini, dapat terjadi kejang. Fase ini berakhir dapat dengan kegagalan kardiorespiratori atau berkembang ke paralisis.
Hidrofobia dan aerofobia, merupakan patognomonik pada rabies da terjadi pada 50% pasien. Minum atau tiupan udara pada wajah dapat menyebabkan spasme laringeal atau diafragmatik yang berat dan sensasi tercekik. Hal ini dapat berhubungan dengan respon yang kuat pada mekanisme iritasi jalan napas.
Ketidakstabilan dari sistem otonom diobservasi termasuk demam, takikardia, hipertansi, anisokor, midriasis, lakrimasi, saliva, respirasi dan hipertensi postural.
Tanda neurologik lainnya termasuk keterlibatan sarag kranialis antara lain dapat berupa diplopia, facial palcy dan neuritis optik.
Paralitik Rabies
Biasa dikenal dengan nama ”dumb rabies” atau ”apathetic rabies”.
Demam dan rigiditas dapat terjadi.
Paralisis simetrik dan dapat bersifat general atau ascending serta seringdidiagnosis sebagai “Guallian bare syndrom”
Sikap tenang tiba-tiba berubah menjadi delirium, stupor dan koma.
Koma
Mulai 10 hari estela onset, dapat bervariasi.Kegagalan pernapasan terjadi dalam seminggu. Hipovnetilasi dan asidosis metabolik predominan. Acute Respiratory Distress Syndrom dapat terjadi. Tekanan darah berubah-ubah, aritmia dan hipotermia. Dapat terjadi bradikardia dan kegagalan jantung.
DIAGNOSIS
Mendiagnosis rabies dapat berdasarkan bebrapa parameter, meliputi :
Epidemiologi
Histopatologi
Deteksi antigen
Isolasi virus
Serologi
Penemuan berdasarkan klinik dan epidemiologi membantu didalam mendiagnosis rabies, khususnya pada indvidu yang berdomisili pada endemik area rabies.
Pemeriksaan histopatologi jeringan otak dan menings yang ternfeksi rabies, dapat ditemukan adanya : infiltrasi mononuklear, perivaskuler cuffing oleh sel-sel limfosit dan polimorfonuklear, limfotic foci, nodul-nodul yang terdiri dari sel glial dan negri bodies yang terdapat dalam sitoplasma sel saraf hewan yang terinfeksi.
Pemeriksaan lain,dengan mendeteksi antgen pada jeringan binaang yang terinfeksi oleh virus rabies, denga menggunakan Direct Fluorescent Antibody Test (dFA).
Pada pemeriksaan isolasi virus dari air liur atau cairan serebrospinal memutuhkan masa inkubasi 5 – 8 hari, sehingga tidak terlalu diindikasikan, karena masa inkubasi yang lama.
Pemeriksaan serologik dalam mendiagnosa rabies dengan menggunakan serum dan cairan serebrospinal. Ditemukan antibodi pada cairan serebrospinl mengindikasikan adanya rabies pada statu individu.
TERAPI
Berusaha mencegah timbulnya gejala-gejala rabies dengan cara menumbulkan antibodi terhadap rhabdositas tersebut dengan memanfaatkan masa inkubasi yang cukup panjang (kira-kira 6 minggu).
Anjing yang telah menggigit penderita hendaknya diserehkan lepada instansi yang terkait untuk diobservasi selama 10 hari. Bila anjing itu telah mati, maka kepalanya dipotong dan dikirim dalam es ke laboratorium untuk pemeriksaan (negri bodies atau FA/Fluorescent Antibodies).
Luka digitan hendaklah dibersihkan dengan sabun selama 5 – 10 menit, diberikan alcohol dan iodium.
Bila ternyata anjing tersebut pada hari kelima memperihatkan tanda-tanda rabies atau dalam otak anjing itu ditemukan negri bodies, maka dilakukan :
Imunisasi pasif :
~ Anti rabies serum (40 IU/KgBB)
~ Human Anti-Rabies IgG (HAIG sebanyak 2 IU/KgBB saharí)
Imunisasi Aktif :
~ Duck Embryo Vaccín (DEV 2 cc selama 14 hari, dengan 2 cc booster pada hari ke 24
dan 34)
~ Human Diploid Cell Vaccín (HDCV)
PROGNOSIS
Prognosis baik, bila dilakukan profilaksis post exposure diberikan pada saat yang tepat. Bila pengobatan tidsk dimulai sebelum masa prodormal, maka terdapat kerusakan susunan saraf pusat yang bermanifestasi takikardi, aritmia, dan hipotensi yang mengarah ke kematian.
Senin, 25 Januari 2010
Casual Vocabulary in Nihon Go
~yokunai : not good (the negative version of ii) (i-adj)
~warui : bad (i-adj)
~kakkoii : handsome, cool, good looking (i-adj)
~dame : bad, quit (that), stop (it), no-no (said to kids) (na-adj)
~kawaii : cute (i-adj)
~hazukashii : shy, bashful, embarrasing (it's often used by young girls) (i-adj)
~ne, nee : (sentence ending. asking for agreement, or agreeing)
(as a sentence start used to call for attention) (particle)
~yo : (sentence ending. making the sentence harder, strenghtening one's opinion)
~saitei : the worst (noun/na-adj)
~darou : (it) seems like ... / ..., I guess. A form of the copula desu. (copula)
~deshou : Polite verson of darou. As sentence ending: (I) think, (I) guess,
~hidoi : horrible
~wa : (sentence ending. Making the sentence feminine.
Example sentences
ii deshou
(It's) good isn't (it). The speaker wants the listener to agree.
ii darou
(It's) good isn't (it). The speaker wants the listener to agree. (rough or masculine)
ano jiko, hidoi ne
That accident, terrible, (isn't it).
ano jiko, hidoi yo ne
"That accident, I think it's terrible, isn't it". The speaker strengthens it using yo
ashita ame ni naru deshou
rain will come tomorrow (polite)
Girl suddenly seeing a cute dog: A! kawaii.
Cute!!
Mite, ano otoko no hito, kakkoii yo ne?
Look at that guy, isn't he cool/good looking?
"chokoreeto tabete ii?" - "dame, watashi no da yo"
"Can I eat the chocholate?" - "No, it's mine!"
MODUL UJI-DIRI UNTUK DOKTER UMUM
Untuk sejawat dokter umum yang gagal mengikuti ujian kompetensi dan sekarang bersiap untuk ujian modul, berikut adalah beberapa contoh modul,-
Modul Uji-diri: 00 1 Seri: 02
Disusun oleh:
Dr. Sugito Wonodirekso
Penyunting:
Tim Modul KBKUDI
Letih (Fatigue)
Tujuan:
Pembekalan bagi para Dokter Praktik Umum
Meningkatkan kemampuan membaca dan menilai informasi
Menambah dan memperdalam pengetahuan
Menambah kemampuan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga
Memicu peningkatan kemampuan penalaran klinis
Memicu kemampuan belajar mandiri.
Prasyarat ikut ujian modul:
Dua kali ujian tulis belum berhasil lulus
Telah menyelesaikan biaya administrasi
Telah mempunyai pembimbing modul yang berasal dari FK/PSPD masing-masing
Tatacara
Modul uji-diri disampaikan kepada ybs. paling lambat sebulan setelah pengumuman ujian
Anggota pengurus KBUKDI tidak dibenarkan mengadakan pembimbingan.
Pemberitahuan ujian modul disampaikan langsung kepada peserta dengan tembusan pemimpin FK/PSPD masing-masing.
Peserta menyelesaikan 6 set modul uji-diri yang dikirim KBUKDI
Kerjakan semua-modul yang telah ditetapkan oleh panitia uji-diri
Modul uji-diri dikerjakan oleh peserta di bawah bimbingan staf pengajar FK/PSPD ybs.
Pemimpin FK/PSKD dan atau peserta menunjuk atau memilih pembimbing yang sesuai.
Pembimbing adalah staf pengajar yang kompeten untuk membantu sepenuhnya para peserta dalam menyelesaikan modul.
Pembimbing mendapat Surat Tugas dari pemimpin FK/PSPD ybs. yang tembusannya dilampirkan bersama pengembalian berkas modul uji-diri
Dibenarkan kerjasama antar-peserta untuk menyelesaikan modul
Jika terdapat indikasi ”penyontekan in-toto” (“copy and paste”), peserta yang terlibat harus menulis ulang jawabannya menggunakan pemikirannya sendiri.
Seorang pembimbing dibenarkan membimbing lebih dari 1 peserta
Kirimkan melalui pos kilat tercatat, lembar jawaban yang telah ditandatangani oleh peserta dan pembimbing dengan stempel logo FK/PSPD ybs. ke Sekretariat KBUKDI; Jl Samratulangi no 29, Jakarta pusat 10350
Berkas yang dikirimkan kembali ke Panitia KBUKDI terdiri atas:
Lembar jawaban asli yang ditandatangani oleh peserta dan pembimbing dan disahkan dengan stempel logo FK/PSPD ybs.
Surat tanda telah melunasi biaya modul uji-diri asli
Fotocopy kartu ujian ke-2
Jawaban di dalam CD.
Silabus:
Pasien biasanya datang dengan keluhan yang berbeda. Mungkin mengeluh kurang konsentrasi dalam bekerja, merasa lesu ketika bangun tidur, pusing,tidak bergairah, dsb. Oleh karena itu sebagai dokter praktik umum harus secara rinci melakukan anamnesis. Jangan lupa bertanya mengenai keluarganya dan masalahnya. Selain itu pekerjaan dan soal lingkungan pun harus menjadi perhatian..
Setiap orang mungkin saja pada suatau saat mengeluh lelah yang sedemikian mengganggunya sehingga meminta bantuan dokter.
Kebanyakan pasien yang merasa terganggu perasaan letih terus-menerus datang ke dokter biasanya untuk mencari penyebab organik. Sementara itu banyak kajian membuktikan bahwa kebanyakan penyebabnya adalah masalah psikologis.
Sebagian kecil pasien mungkin datang dengan keluhan psikologis akan tetapi tetap beranggapan bahwa hal itu akibat masalah medis. Upaya dokter untuk menjelaskan masalah psikologis sebagai penyebabnya bahkan sering ditafsirkan sebagai “bercanda”.
Perempuan lebih sering mengeluh lelah daripada pria. Tugas dokter praktik umum adalah mengkaitkan keluhan pasien dengan kelainan organik tertentu sambil bersiap untuk memberikan masukan yang menenangkan.
Anemia merupakanpenyebab yang lain sering. Namun demikian penyebab lainnya juga harus dipertimbangkan termasuk: hipotiroid, penyakit kardiovaskuler, DM, karsinoma dan pasca infeksi mononukleosis. Pemeriksaan darah rutin termasuk hitung sel darah menjadi penting untuk memulai penyelidikan.
Jangan lupa mempertanyakan obat dan atau jamu serta kegiatan fisik yang baru saja dilakukan pasien.
Bahan bacaan
Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A Primer on Family Medicine Practice, Singapore International Foundation, 2004.
Yang berminat dapat membeli langsung ke PDKI pusat telp 0213908435
Jika anda menggunakan sumber lain, tuliskan di sini.
Objektif:
Setelah membaca seluruh isi bahan bahan bacaan dan mengerjakan sola yang tercantum di bagian belakang modul ini para dokter diharapkan mampu:
Melakukan anamnesis terarah menuju diagnosis dan menyingkirkan DD
Melakukan pemeriksaan jasmani secara sistematis dan terfokus
Merancang secara rasional pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Memprakirakan hasil pemeriksan penunjang
Menyusun strategi penyelesaian masalah yang dihadapi
Mengidentifikasi saat terbaik untuk konsultasi dan perujukan yang diperlukan
Menjelaskan kepada pasien prognosis masalah yang dihadapi
Menjelaskan peran pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit
Mengidentifikasi risiko dan mencegah munculnya masalah kesehatan yang dihadapi
Wewanti:
Perhatikan usia setiap kasus yang diberikan dan semua jawaban harus mengingat usia kasus ini dan bukanyang berlaku umum
Jawaban jangan berupa tulisan ”normatif”, (uraian yang diperoleh di buku dipindahkan ke lembar jawaban) tentang penyakit yang bersangkutan melainkan sikap anda sebagai dokter praktik umum (yang hanya berewenang memberikan layanan rawat jalan) dalam menghadapi kasus tersebut.
Jika diagnosis cukup dibuat dengan anamnesis dan pemeriksaan jasmani, maka pemeriksaan penunjang tidak diperlukan atau maksimal hanya pemeriksaan darah dan urin rutin dan atau untuk menyingkirkan DD.
Perhatikan bahwa pemeriksaan penunjang adalah yang digunakan untuk menegakkan diagnosis di tempat pelayanan primer (dokter praktik umum), bukan di rumah sakit. Jadi, hindari pemeriksaan canggih yang tidak diperlukan untuk membuat diagnosis di tempat pelayanan primer. Misalnya pemeriksaan ”CT-Scann” pada kasus dugaan kanker paru memang dibenarkan akan tetapi untuk pelayanan primer, jika pemeriksaan ronsen toraks PA sudah mencurigai adanya Ca-paru, maka pasien harus langsung dirujuk. Artinya, tidak perlu pula diuraikan terapinya secara rinici karena hal itu tugas pelayanan sekunder di rumah sakit. Biarkan dokter spesialis paru yang melakukan pemeriksaan CT-scann jika diperlukan. Namun demikian dalam menjawab pertanyaan ”Apa yang dijelaskan kepada pasien dan keluarganya” perlu disampaikan perihal dugaan penyakit (yang masih mungkin) dan prognosisnya serta apa yang akan dijalani pasien di rumah sakit nantinya.
Jika kasusnya adalah kegawat-daruratan pasien harus langsung dirujuk atau diobat i dan diawasi sementara sampai layak untuk dirujuk. Yang penting anamnesis dan pemeriksaan fisik telah dilakukan dengan benar dan baik.
Pemicu:
Seorang pasien perempuan berusia 43 tahun, belum menikah, datang diantar ke tempat praktik anda oleh ayahnya karena belakangan sering bolos kantor.
Pertanyaan dan tata laksana pasien:
Jangan lupa baca modul contoh secara cermat terutama butir ”g) Wewanti” sebelum mulai bekerja
Lanjutkan anamnesis untuk menuju ke diagnosis yang disorot dalam tabel dengan warna kuning. Jangan lupa lakukan anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis diferensialnya yang dapat mengakibatkan gejala yang sama.
Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukan?
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan?
Berikan alasan untuk pemeriksaan penunjang
Prakirakan hasil laboratorium atau lainnya yang dilakukan
Bagaimana strategi menyelesaian masalah pasien ini?
Sebutkan tanda-tanda yang mengharuskan anda merujuk pasien ini dan ke mana merujuknya (sebutkan departemen atau bagian atau dokter layanan sekunder yang anda tuju)?
Apakah yang anda jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya tentang masalahnya?
Apakah peran pasien dan keluarganya dalam penyembuhan?
Dapatkan penyakit ini dicegah? Bagaimana caranya?
Lembar jawaban: (Sertakan pertanyaannya)
Nomor modul: .............................................. Seri: .................
Nama peserta ujian: ………………………………………
No peserta ujiaan: ………………………………………... (yang dipakai dalam ujian sebelumnya)
Tanda tangan: ……………………………………………………..
Jawaban ditulis singkat (seperti pada contoh) dalam tabel yang disediakan, menggunakan huruf ”Arial Narrow” 12 pika. Namun demikian anda dibenarkan dan dianjurkan menambah jumlah ”rows” untuk mengakomodasi semua pemikiran anda. Selain yang disorot, pilihlah 3 DD-nya dan ketiganya harus disingkirkan minimal dengan satu pertanyaan dalam anamnesis.
No | Diagnosis untuk anda (disorot) dan 3 DD pilihan anda (bebas) | Skor | Bobot | Nilai |
|
|
|
|
|
| Anamnesis pokok (mengarah diagnosis yang disorot ) (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
6. Apakah anda merasa belakangan ini rambut rapuh dan rontok ? |
|
|
| |
7. Apakah ada perasaan tidak tahan dingin ? |
|
|
| |
8. Apakah berat badan anda meningkat ? dan muka tampak bengkak ? |
|
|
| |
9. Apakah suara terasa serak ? |
|
|
| |
10. Apakah ada gangguan pada pendengaran ? |
|
|
| |
11. Apakah ada rasa kesemutan ? |
|
|
| |
12. Apakah akhir – akhir ini konsentrasi berkurang atau sering menjadi pelupa ? |
|
|
| |
13. Bagaimana BAB dan BAK nya ? |
|
|
| |
|
|
|
| |
Anamnesis penyingkir DD/(tuliskan selengkapnya) |
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
3. Regio facialis
Toraks :
Abdomen :
Genitalia : tidak ada kelainan. Extremitas : tidak ada kelainan
4. Refleks Achilles 5. Menilai skor indeks Billewicz untuk hipotiroidisme (1969)
|
|
|
| |
| Pemeriksaanpenunjang apa yang diperlukan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
2. Uji fungsi tiroid |
|
|
| |
| 3. EKG |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Berikan alasan untuk pemeriksaan penunjang (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
| Prakirakan hasil lab yang dilakukan(tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
| Bagaimana strategi menyelesaian masalah pasien ini? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| 5. Menjalin komunikasi yang baik dan memberikan alamat atau nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu – waktu ada yang perlu dikonsultasikan |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Sebutkan tanda-tanda yang mengharuskan anda memerlukan kosultasi/merujuk pasien ini (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
| Apakah yang anda jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya tentang masalahnya? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
| Apakah peran pasien dan keluarganya dalam penyembuhan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Dapatkan penyakit ini dicegah? Bagaimana caranya? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
| Dapat |
|
|
|
| Melaksanakan pola hidup sehat |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Total | A | - | B |
Modul Uji-diri: 005 Seri: 31
Disusun oleh:
Dr. Sugito Wonodirekso
Penyunting:
Tim Modul KBKUDI
Sesak napas
Tujuan:
Pembekalan bagi para Dokter Praktik Umum
Meningkatkan kemampuan membaca dan menilai informasi
Menambah dan memperdalam pengetahuan
Menambah kemampuan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga
Memicu peningkatan kemampuan penalaran klinis
Memicu kemampuan belajar mandiri.
Prasyarat ikut ujian modul:
Dua kali ujian tulis belum berhasil lulus
Telah menyelesaikan biaya administrasi
Telah mempunyai pembimbing modul yang berasal dari FK/PSPD masing-masing
Tatacara
Modul uji-diri disampaikan kepada ybs paling lambat sebulan setelah pengumuman ujian
Pemberitahuan ujian modul disampaikan langsung kepada peserta dengan tembusan pemimpin FK/PSPD masing-masing.
Peserta menyelesaikan 6 set modul uji-diri yang dikirim KBUKDI
Kerjakan semua-modul yang telah ditetapkan oleh panitia uji-diri
Modul uji-diri dikerjakan oleh peserta di bawah bimbingan staf pengajar FK/PSPD ybs.
Pemimpin FK/PSKD dan atau peserta menunjuk atau memilih pembimbing yang sesuai.
Pembimbing adalah staf pengajar yang kompeten untuk membantu sepenuhnya para peserta dalam menyelesaikan modul.
Pembimbing mendapat Surat Tugas dari pemimpin FK/PSPD ybs. yang tembusannya dilampirkan bersama pengembalian berkas modul uji-diri
Dibenarkan kerjasama antar-peserta untuk menyelesaikan modul
Jika terdapat indikasi ”penyontekan in-toto”, peserta yang terlibat harus menulis ulang jawabannya menggunakan pemikirannya sendiri.
Seorang pembimbing dibenarkan membimbing lebih dari 1 peserta
Kirimkan melalui pos kilat tercatat, lembar jawaban yang telah ditandatangani oleh peserta dan pembimbing dengan stempel logo FK/PSPD ybs. ke Sekretariat KBUKDI; Jl Samratulangi no 29, Jakarta pusat 10350
Berkas yang dikirimkan kembali ke Panitia KBUKDI terdiri atas:
Lembar jawaban asli yang ditandatangani oleh peserta dan pembimbing dan disahkan dengan stempel logo FK/PSPD ybs.
Surat Tugas Pembimbing asli yang diterbitkan oleh Pemimpin FK/PSPD ybs.
Fotocopy kartu ujian ke-2
Jawaban di dalam CD.
Silabus:
Definisi sesak napas:
Sesak napas dapat didefinisikan sebagai sensasi(rasa) kehabisan napas termasuk juga sulit bernapas dan napas tidak lega.
Pasien yang mengeluh napasnya pendek, mungkin sebuah keadaan fisiologis atau patologis.Oleh karena itu diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang saksama. Sesak napas yang terjadi mendadak perlu diwaspadai dan diperiksa secara cermat karena mungkin memerlukan terapi segera; sedangkan sesak napas kronik; pusat perhatiannya adalah pada penyakit penyebabnya.
Penyebab:
Ancangan bagi pasien dengan keluhan sesak napas dapat dikelompokkan berdasarkan pada saat munculnya seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
Timbul mendadak: Terjadi pada pasien yang sebelumnya bukan pasien sesak napas. Sesak napas mendadap dan berat adalah keadaan gawat-darurat medis. Walaupun pengobatan perlu segera diberikan untuk meredakan sesaknya, penyebabnya tetap harus dipastikan.
Timbul mendadak: pasien telah pernah sesak napas sebelumnya: Hanya ada 2 keadaan yang dapat menyebabkan sesak napas berulang yaitu gagal jantung kiri dan asma bronchial.
Timbul secara perlahan: dalam beberapa hari atau pekan
Gangguan jantung: Penyebab dalam kelompok ini adalah gagal jantung kongestif dan gangguan jatung yang lain akibat bendungan v. pulmonalis (stenosis mitral dan insufiensi)
Gangguan respiratori: Penyebab dari paru adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis, penyakit parenkim paru, hipertensi pulmoner, kiposkoliosis berat, efusi pleura berat, dan asma kronik
Anmia berat kronik: sesak napas yang ditimbulkannya akibat jaringan kekuranagn oksigen
Psikologis: Pasien memang mengeluh sesak napas, namun pada pemeriksaan jasmani tidak ditemukan tanda obyektif sesak napas itu. Tidak jarang pasien datang ke dokter akibat ketakutan sakit paru karena teman dekatnya baru saja meninggal karena penyakit paru.
Tabel Penyebab Sesak Napas
No | Sistem | Penyakit |
| Timbul mendadak sebelumnyatidak pernah | |
| Kardiovaskuler | Gagal jantung akut misalnya miokard infark |
| Infeksi paru berat | Pneumonia, epiglotitis akut pada anak, bronkiolitis pada anak |
| Kelainan paru | Terhirup benda asing,obstruksi saluran napas atas, pneumotoraks, dan atelektasis |
| Anafilaksis akut | Hipersensitivitas pada obat dan atau makanan |
| Metabolik asidosis | Pada ketosis diabetes |
| Kelaian psikogenik | Cemas dengan hiperventilasi dan serangan panik |
| Timbul mendadak tetapi pernah mengalami sebelumnya | |
| Kardiovaskuler | Gagal jantung kiri |
| Respiratori | Asma bronkial |
| Timbul perlahan dalam beberapa hari atau pekan | |
| Kardiovaskuler | Gagal jantung kongestif, stenosis atau insufiensi mitral |
| Respiratori | Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) |
| Anemia kronik | Malagizi lama, investasi parasit, anemia hemolitik, perdarahan kronik |
| Psikologis | Kecemasan |
Bahan bacaan
Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A Primer on Family Medicine Practice, Singapore International Foundation, 2004.
Yang berminat dapat membeli langsung ke PDKI pusat telp 0213908435
Jika anda menggunakan sumber lain, tuliskan di sini.
Objektif:
Setelah membaca seluruh isi bahan bahan bacaan dan mengerjakan soal yang tercantum di bagian belakang modul ini para dokter diharapkan mampu:
Melakukan anamnesis terarah menuju diagnosis
Melakukan pemeriksaan jasmani secara sistematis dan terfokus
Merancang secara rasional pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Memprakirakan hasil pemeriksan penunjang
Menyusun strategi penyelesaian masalah yang dihadapi
Mengidentifikasi saat terbaik untuk konsultasi dan perujukan yang diperlukan
Menjelaskan kepada pasien prognosis masalah yang dihadapi
Menjelaskan peran pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit
Mengidentifikasi risiko dan mencegah munculnya masalah kesehatan yang dihadapi
Pemicu:
Seorang pasien, dewasa laki-laki berusia, 39 tahun, diantar ke tempat praktik anda oleh isterinya dengan keluhan sesak napas.
Pertanyaan dan tata laksana pasien:
Lanjutkan anamnesis yang menuju untuk menuju ke diagnosis yang disorot dalam tabel dengan warna kuning. Jangan lupa lakukan anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis diferensialnya yang dapat mengakibatkan gejala yang sama.
Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukan?
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan?
Berikan alasan untuk pemeriksaan penunjang
Prakirakan hasil laboratorium atau lainnya yang dilakukan
Bagaimana strategi menyelesaian masalah pasien ini?
Sebutkan tanda-tanda yang mengharuskan anda merujuk pasien ini dan ke mana merujuknya (sebutkan departemen atau bagian atau dokter layanan sekunder yang anda tuju)?
Apakah yang anda jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya tentang masalahnya?
Apakah peran pasien dan keluarganya dalam penyembuhan?
Dapatkan penyakit ini dicegah? Caranya?
Wewanti:
Perhatikan usia setiap kasus yang diberikan dan semua jawaban harus mengingat usia kasus ini dan bukanyang berlaku umum
Jawaban jangan berupa tulisan ”normatif”, (uraian yang diperoleh di buku dipindahkan ke lembar jawaban) tentang penyakit yang bersangkutan melainkan sikap anda sebagai dokter praktik umum (yang hanya berewenang memberikan layanan rawat jalan) dalam menghadapi kasus tersebut.
Jika diagnosis cukup dibuat dengan anamnesis dan pemeriksaan jasmani, maka pemeriksaan penunjang tidak diperlukan atau maksimal hanya pemeriksaan darah dan urin rutin dan atau untuk menyingkirkan DD.
Perhatikan bahwa pemeriksaan penunjang adalah yang digunakan untuk menegakkan diagnosis di tempat pelayanan primer (dokter praktik umum), bukan di rumah sakit. Jadi, hindari pemeriksaan canggih yang tidak diperlukan untuk membuat diagnosis di tempat pelayanan primer. Misalnya pemeriksaan ”CT-Scann” pada kasus dugaan kanker paru memang dibenarkan akan tetapi untuk pelayanan primer, jika pemeriksaan ronsen toraks PA sudah mencurigai adanya Ca-paru, maka pasien harus langsung dirujuk. Artinya, tidak perlu pula diuraikan terapinya secara rinici karena hal itu tugas pelayanan sekunder di rumah sakit. Biarkan dokter spesialis paru yang melakukan pemeriksaan CT-scann jika diperlukan. Namun demikian dalam menjawab pertanyaan ”Apa yang dijelaskan kepada pasien dan keluarganya” perlu disampaikan perihal dugaan penyakit (yang masih mungkin) dan prognosisnya serta apa yang akan dijalani pasien di rumah sakit nantinya.
Jika kasusnya adalah kegawat-daruratan pasien harus langsung dirujuk atau diobat i dan diawasi sementara sampai layak untuk dirujuk. Yang penting anamnesis dan pemeriksaan fisik telah dilakukan dengan benar dan baik.
Lembar jawaban: (Sertakan pertanyaannya)
Nomor modul: .............................................. Seri: .................
Nama peserta ujian: ………………………………………
No peserta ujiaan: ………………………………………... (yang dipakai dalam ujian sebelumnya)
Tanda tangan: ……………………………………………………..
Jawaban ditulis singkat (seperti pada contoh) dalam tabel yang disediakan, menggunakan huruf ”Arial Narrow” 12 pika. Namun demikian anda dibenarkan dan dianjurkan menambah jumlah ”rows” untuk mengakomodasi semua pemikiran anda. Selain yang disorot, pilihlah 3 DD-nya dan ketiganya harus disingkirkan minimal dengan satu pertanyaan dalam anamnesis.
No | Diagnosis untuk anda (disorot) dan 3 DD pilihan anda (bebas) | Skor | Bobot | Nilai |
|
|
|
|
|
| Anamnesis pokok (mengarah diagnosis yang disorot) (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
9. Demamnya sudah berapa lama ? |
|
|
| |
10. Apakah sebelumnya pernah trauma ? |
|
|
| |
11. Apakah anda menderita penyakit paru lama ? |
|
|
| |
12. Apakah ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama ? |
|
|
| |
13. Bagaimana BAB dan BAK nya ? |
|
|
| |
|
|
|
| |
Anamnesis penyingkir DD/(tuliskan selengkapnya) |
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
5. Apakah ada rasa gatal dikaki, pruritus, rasa tidak enak diperut, mencret dan sering flatus ? (memikirkan cacing tambang) |
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
11. Sesak nafas pada saat melakukan aktifitas sedang atau berat, batuk darah ? (memikirkan gagal jantung kongestif akibat stenosis mitral) |
|
|
| |
| 12. Apakah anda mudah lelah dan sesak nafas ? (memikirkan gagal jantung kongesti akibat insufisiensi mitral) |
|
|
|
| 13. Apakah anda merasa berat badan turun drastis ? ( memikirkan kanker paru ) |
|
|
|
| 14. Apakah ada batuk dengan sputum, nyeri dada, demam, menggigil ? (memikirkan Pneumonia) |
|
|
|
| 15. Apakah ada batuk lama dan sering berkeringat malam ? ( memikirkan tuberkulosis paru ) |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Apakah pemeriksaan jasmani yang dilakukan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
3. Regio facialis : Tidak ditemukan kelainan Toraks :
Abdomen :
|
|
|
| |
| Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
| 3. EKG |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Berikan alasan untuk pemeriksaan penunjang (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Prakirakan hasil lab yang dilakukan(tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
3. EKG normal |
|
|
| |
|
|
|
|
|
| Bagaimana strategi menyelesaian masalah pasien ini? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Sebutkan tanda-tanda yang mengharuskan anda memerlukan kosultasi/merujuk pasien ini (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
| Apakah yang anda jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya tentang masalahnya? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
| Apakah peran pasien dan keluarganya dalam penyembuhan? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Dapatkan penyakit ini dicegah? Caranya? (tuliskan selengkapnya) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Total |
| - | B |
Nilai konversi terhadap 100: (B’/B) x100 = ...............
B’ = total nilai yang diperoleh peserta
B = total nilai standar
Pengesahan oleh Pembimbing Modul
Tanda tangan :
Nama lengkap : dr. Hj. Suliati P. Amir, Sp.M
Stempel FK/PSPD :