Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya
siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan. Menopause disebabkan oleh menurunnya kadar hormone estrogen
dalam tubuh, dimana seperti yang telah diketahui bahwa sel-sel telur dalam
ovarium (indung telur) wanita jumlahnya terbatas, dan suatu saat akan habis,
saat inilah mulai terjadi menopause. Kini wanita Indonesia rata-rata memasuki
masa menopause pada usia 50 tahun. Tetapi sebagian ada yang mengalami pada usia
lebih awal atau lebih lanjut. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh
keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan.
Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid
yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Faktor fisik dan psikis mempengaruhi
kapan terjadinya menopause. Demikian juga dengan adanya penyakit tertentu,
operasi indung telur, stres, obat-obatan, dan gaya hidup merupakan contoh
faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause.
Kebanyakan wanita takut dan khawatir menghadapi masa
menopause. Hal ini karena gejala yang dirasakan pada saat memasuki masa
menopause. Gejala dan tanda pada wanita menopause tersebut adalah :
1. Gejolak
panas (hot flush)
Keluhan yang muncul berupa panas yang
muncul tiba-tiba disertaidengan keringat yang banyak. Keluhan tersebut pertama
kali muncul pada malam hari atau menjelang pagi.
2. Keluhan
psikis
Kurangnya aliran darah ke otak
menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Akibat kekurangan hormon
estrogen pada wanita timbul lah keluhan seperti mudah tersinggung, cepat marah
dan merasa tertekan.
3. Gangguan
tidur
Paling banyak dikeluhkan pada wanita
postmenopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup
wanita tersebut.
4. Gangguan
pada urogenitalia
Alat genital wanita dan saluran kemih
bagian bawah sangat dipengaruhi oleh estrogen. Kekurangan estrogen dapat
menimbulkan berbagai jenis keluhan, misalnya sering berkemih, tidak dapat
menahan kencing, nyeri berkemih, sering kencing malam, dan inkontinensia. Pada
vulva terjadi atropi sel, epitel vulva menipis., vagina menjadi kering, mudah
terjadi iritasi dan infeksi.
5. Gangguan
pada kulit
Kulit menjadi hilang elastisitasnya, atopik,
tipis, kering dan berlipat-lipat.
6. Gangguan
pada mulut
Mulut terasa kering,
dan mudah terkena gingivitis.
7.
Osteoporosis
Kekurangan hormon
estrogen akan dapat menyebabkan hilangnya masa tulang. Akibatnya dapat terjadi
osteoporosis yang akhirnya akan membuat tulang mudah patah.
8.
Kelainan kardiovaskular
Kelainan kardiovaskular
menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan pada wanita menopause. Penyebab
lain berturut-turut adalah patah tulang, kanker payudara dan kanker
endometrium.
Menopause sesungguhnya adalah bagian dari kehidupan yang
alami sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan ini tidak harus selalu memerlukan
“pengobatan”.
Pembahasan bersama dengan dokter merupakan hal yang penting
dalam menentukan tindakan terbaik yang harus dilakukan. Rencana pengobatan yang
akan diberikan oleh dokter harus dipertimbangkan secara individual.
Yang
harus dipertimbangkan pertama kali adalah sampai seberapa besar keluhan dapat
menganggu kehidupan seseorang. Selanjutnya, yang bersangkutan harus membahas
bersama dengan dokter mengenai :
- riwayat keluarga,
- riwayat penyakit dan
- resiko terjadinya penyakit jantung, osteoporosis dan
- keganasan payudara.
Perlu diketahui bahwa setiap keputusan yang diambil bukan
merupakan bersifat final. Pasien dapat dan bahkan harus melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin tahunan untuk melakukan penilaian ulang atas langkah terapi
yang diambil.
Pasien
dapat mengunjungi ahli kandungan, dokter umum atau ahli penyakit dalam. Bersama
dengan dokter, pasien harus meneliti ulang program pemeriksaan kesehatan yang
tersedia untuk wanita seusia dirinya.
Tujuan pengobatan menopause pada dasarnya adalah:
- Mengurangi gejala serta keluhan fisik dan psikologis pada masa menopause.
- Menurunkan resiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular (dan stroke).
Resiko yang berhubungan dengan terapi antara lain adalah :
- Wanita dengan riwayat penyakit keganasan payudara dan keganasan uterus atau mereka yang menderita gangguan pembekuan darah bukanlah calon yang baik untuk pemberian terapi hormonal pengganti.
- Wanita dengan faktor resiko penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular memerlukan pertimbangan yang sangat khusus dalam hal pilihan terapi .
Terapi
meliputi :
- Perubahan gaya hidup
Perubahan
gaya hidup ke arah yang lebih baik dengan menghindari kafein, minuman panas,
coklat, makanan pedas atau panas dan alkohol. Olahraga teratur juga telah
terbukti mengurangi hot flashes, depresi dan berat badan, semua tanda menopause
dan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik.
- Obat-obatan
Terapi
dari menopause bisa dilakukan dengan Terapi Sulih Hormon (Hormone replacement
therapy) Didefinisikan sebagai :
a) Terapi
menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek kekurangan hormon.
b) Pemberian
hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita postmenopause atau
wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk menggantikan produksi estrogen
oleh ovarium.
c)
Terapi menggunakan estrogen atau
estrogen dan atau progesteron yang diberikan pada wanita postmenopause atau
wanita yang menjalani ovarektomi, untuk mencegah efek patologis dari penurunan
produksi estrogen.
- Terapi alternatif dan komplementari
Pengobatan alternative termasuk
penggunaan terapi homeopati sebagai penggantian hormon alami, tapi hanya setelah
konsultasi dengan profesional medis yang berkualitas. Akupunktur juga digunakan
sebagai terapi alternatif untuk mengobati efek menopause.
terapi alternatif yang dikemukakan mungkin penting untuk dibahas lebih dalam. Saya pernah dapat beberapa keluhan yang kemungkinan besar adalah gejala menopause. Di tempat yang jauh seperti di Selayar, tidak ada spesialis, tidak ada sulih hormon. Perubahan gaya hidup sulit untuk diterapkan karena pengetahuan dan ekonomi masyarakat yang belum memadai.
BalasHapus