Bulan Mei 2014 yang lalu saya melakukan penelitian di salah satu
daerah pesisir pantai Sulawesi Selatan, tepatnya di wilayah kerja
Puskesmas Galesong Utara Kab. Takalar. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan pemberian Air Susu Eksklusif (ASI) dengan kejadian
dare pada bayi usia 0-11 bulan.
Hasil penelitian ternyata bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif
berisiko 9,1 kali untuk menderita diare dibandingkan mereka yang
mendapatkan ASI eksklusif.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara penuh (hanya ASI saja) pada
bayi sejak lahir tanpa tambahan minuman atau makanan lain seperti air
putih, teh, susu/susu formula, madu, jus buah dan lain-lain, kecuali
obat dan cairan untuk rehidrasi, WHO merekomendasikan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan.
ASI merupakan minuman alami bagi bayi pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, selain itu ASI juga mengandung nutrisi, antioksidan,
hormon dan antibodi yang diperlukan oleh seorang bayi untuk bertahan dan
berkembang. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan dan seterusnya sampai usia dua tahun risiko terkena
penyakit infeksi lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak. Menurut
WHO (2009) bayi yang tidak disusui memiliki risiko 6 kali lipat lebih
besar meninggal akibat penyakit menular termasuk diare pada dua bulan
pertama kehidupannya, oleh sebab itu WHO merekomendasikan pemberian ASI
eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
ASI mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi, selain itu
ASI juga mengandung zat antibodi yang tidak terdapat pada susu formula
atau susu sapi. Seperti diketahui, sistem pertahan tubuh pada bayi yang
baru lahir masih rendah, oleh karena itu bayi baru lahir mendapatkan
sistem imun dari ibu baik yang berasal dari dalam kandungan yang
ditransfer malalui placenta atau yang berasal dari ASI. Komponen ASI
yang memiliki kadar antibodi paling tinggi adalah kolostrum, yaitu ASI
yang keluar pada saat bayi baru lahir hingga berusia 7-9 hari.
Sayangnya, banyak ibu yang membuang kolostrum ini, karena beranggapan
kolostrum tidak berguna dan justru berbahaya bagi bayi, karena warna
kolostrum yang kuning menyerupai nanah.
Setelah mengetahui manfaat dari pemberian ASI secara eksklusif maka
tidak ada alasan lagi bagi para ibu untuk tidak menyusui bayinya. Salah
satu penunjang keberhasilan ibu dalam meberikan ASI kepada bayinya
adalah dukungan dari keluarga terutama suami.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua, terutama bagi bumil dan busui di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar